Kondisi Lingkungan Yang Memuat Aspek-Aspek Sosiologi

KONDISI SOSIAL MASYARAKAT SEKITARAN HELEDULAA KOTA GORONTALO

I. Pendahuluan
Pandangan sosiologis menganggap bahwa sikap tindak menyimpang merupakan kegagalan mematuhi aturan-aturan kelompok. Kelompok merumuskan aturan-aturan dan berusaha menegakkannya. Berdasarkan tolok ukur itu, akan dapat ditentukan apakah seorang anggota kelompok melanggar aturan sehingga dianggap sebagai penyimpang.
Pandangan tersebut paling dekat dengan pendapat Becker, tetapi kurang memperhitungkan keragu-raguan yang muingkin tibul untuk menentukan aturan-aturan mana yang dapat dijadikan tolok ukur. Suatu kelompok mencakup pelbagai kelimpok, masing-masing dengan perangkat aturan-aturannya. Tegasnya secara simultan manusia menjadi anggota beberapa kelompok. Ada kemungkinan bahwa seseorang melanggar aturan kelompok tertentu, padahal dia mematuhi aturan kelompok lain. Apakah dia dianggap sebagai penyimpang? Namun, memang ada aturan-aturan yang secara umum ditaati karena terdapat suatu kesepakatan; tetapi sangat sulit menemukan aturan demikian diantara sekian banyaknya aturan yang berlaku sekaligus.
Masalah yang erat hubungannya dengan pengendalian sosial adalah comformity, yaitu penyesuaian diri pada norma-norma dan nilai-nilai dalam suatu masyarakat. Deviation, yaitu penyimpangan terhadap norma-norma dan nilai-nilai tersebut. Conformity biasanya sangat kuat dalam masyarakat yang tradisional, hal yang sama pada masyarakat dikota-kota sering kali dianggap sebagaipenghambat kemajuan dan perkembangan. Secara lebih mendalam lagi, Robert K. Merton telah menelaah soal comformity dan deviation dengan menciptakan diagram Metron. Sistematika itu menggolong-golongkan tindakan-tindakan manusia, tujuannya, serta cara-cara mencapai tujuan tersebut.
Propinsi Gorontalo adalah sala satu propinsi yang dimekarkan dari propinsi Sulawesi Utara. Berbagai perkembangan telah dicapai, baik perkembangan wilayah, ekonomi, serta sumberdaya manusia yang sudah semakin meningkat, seiring dengan perkembangan itulah akan berdampak pada kondisi sosial masyarakat.
Kota Gorontalo memegang adat bersandikan sara, sara bersandikan kitabullah merupakan sala satu slogan budaya masyarakat yang dijunjung tinggi. Bila melihat slogan tersebut, dan dibandingkan dengan kondisi sosial yang ada khususnya dilingkungan Heledulaa yang dalam hal ini masyarakat sekitaran Jalan Dua Susun (JDS), agak sedikit bertentangan dengan budaya Gorontalo, hal-hal yang bertentangan yang menyangkut kondisi sosial masyarakat diantaranya,aspek lingkungan masyarakat.

2. Rumusan Masalah
Berangkat dari uraian diatas, dapat dirumuskan permasalahan sbb:
Bagaimana kondisi sosial masyarakat sekitaran Heledulaa Kota Gorontalo, dilihat dari Konsep Kelas, Stratifikasi Sosial, Gaya Hidup dan Perubahan Sosial.

3. Lokasi
Adapun lokasi yang menjadi pengamatan penulis adalah masyarakat seputaran kompleks Jalan Dua Susun, dan lokasi ini berdekatan dengan kos yang ditempati penulis.
4. Pembahasan
Kondisi sosial masyarakat lingkungan kos yang ditempati penulis dapat dilihat dari aspek-aspek dalam sosiologi, seperti:
a. Konsep Kelas
Yoseph Schumpeter menyatakan bahwa kelas-kelas dalam masyarakat terbentuk karena diperlukan untuk menyesuaikan masyarakat dengan keperluan-keperluan yang nyata.
Pada dasarnya masyarakat didunia, terdapat kelas-kelas yang tegas sekali karena orang-orang dari kelas tersebut memperoleh sejumlah hak dan kewajiban yang dilindungi oleh hukum positif masyarakat tersebut yang bersangkutan. Warga masyarakat seperti itu sering kali mempunyai kesatuan dan konsepsi yang jelas tentang seluruh susunan lapisan dalam masyarakat.
Konsep kelas memberikan fasilitas-fasilitas hidup yang tertentu bagi anggotanya. Misalnya, keselamatan atas hidup dan harta benda, kebebasan, standar hidup yang tinggi dan sebagainya. Selain itu, kelas juga mempengaruhi gaya dan tingkah laku hidup masing-masing warganya, karena kelas-kelas yang ada dalam masyarakat mempunyai perbedaan dalam kesempatan-kesempatan menjalani jenis pendidikan. Dalam masyarakat Indonesia terutama di kota-kota besar, pernah dikenal perbedaan antar golongan yang pernah mengalami pendidikan dengan golongan yang tidak pernah mengalami pendidikan. Didalam mendidik anak-anak, golongan-golongan tersebut mengembangkan pola sosialisasi yang berbeda.
Berdasarkan pengamatan peneliti pada masyarakat Jalan Dua Susun (JDS), terdapat perbedaan kelas antara kelas yang tinggi, sedang dan rendah. Sala satu perbedaan tersebut adalah menyangkut pendidikan. Pada umumnya masyarakat kelas atas cenderung menyekolahkan anaknya pada perguruan tinggi yang bonapit diluar propinsi Gorontalo, kelas rendah lebih banyak menyekolahkan anaknya didaerah sendiri yang dalam hal ini adalah propinsi Gorontalo. Namun kedua kelas diatas berbeda dengan kelas dibawa, kelas dibawa cenderung tidak menyekolahkan anaknya, sehingga terlihat banyaknya remaja-remaja masyarakat kompleks Jalan Dua Susun (JDS) yang tidak sekolah.

b. Stratifikasi Sosial
Setiap masyarakat senantiasa mempunyai penghargaan tertentu terhadap hal-hal tertentu dalam masyarakat yang bersangkutan. Penghargaan yang lebih tinggi terhadap hal-hal tertentu pada kedudukan yang lebih tinggi dari hal-hal lainnya. Kalau suatu masyarakat lebih menghargai kekayaan materil dari pada kehormatan, misalnya mereka yang lebih banyak mempunyai kekayaan materil akan menepati kedudukan yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan pihak-pihak lain. Gejala tersebut menimbulkan lapisan masyarakat, yang merupakan pembedaan posisi seseorang atau sekelompok dalam kedudukan yang berbeda-beda secara vertikal.
Seseorang sosiolog terkemuka yaitu Pitirim A. Sorokin, pernah menyatakan bahwa sistem lapisan merupakan ciri yang tepat dan umum dalam setiap masyarakat yang hidup teratur. Barang siapa yang memiliki sesuatu yang berharga dalam jumlah yang sangat banyak dianggap masyarakat berkedudukan dalam lapisan atasan. Mereka yang hanya memiliki sedikit sekali atau tidak memiliki sesuatu yang berharga dalam pandangan masyarakat mempunyai kedudukan yang rendah. Inilah yang terjadi pada masyarakat sekitaran Jalan Dua Susun (JDS), masyarakat lapisan atas dilihat dari segi material menempati kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan lapisan bawah. Dan hal ini juga berdampak pada pergaulan remaja yang orang tuanya tergolong pada lapisan atas membatasi pergaulan dengan remaja yang orang tuanya tergolong pada lapisan bawah. Mereka lebih banyak bergaul atau berteman sesama mereka yang orang tuanya berada pada lapisan atas.
Sistem kasta yang terjadi di Bali yang melarang seorang gadis kasta tertentu dilarang bersuamikan seseorang dari kasta yang lebih rendah, hal ini sudah terjangkit pada masyarakat Gorontalo secara umum, dan lebih khususnya lagi masyarakat kompleks Jalan Dua Susun (JDS), walaupun hanya sebagian kecil ada masyarakat lapisan atas baik dilihat dari segi material maupun dari segi kehormatan melarang anaknya untuk berpacaran dengan masyarakat lapisan bawah. Inilah bentuk perbedaan lapisan masyarakat yang terjadi di lingkungan masyarakat Jalan Dua Susun (JDS).

c. Gaya Hidup
Seiring dengan perkemkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, akan berpengaruh besar terhadap gaya hidup kita masa kini. Kebanyakan media menginformasikan tentang gaya hidup remaja kota yang notabene meniru gaya hidup modern. Masa remaja adalah masa pencarian identitas, seorang remaja mulai mencari gaya hidup yang pas dan sesuai dengan selera.
Berdasarkan pengamatan penulis selama kurang lebih enam bulan di masyarakat kompleks Jalan Dua Susun (JDS), cenderung meniru gaya hidup kota, diantara gaya hidup yang ditiru khususnya remaja masyarakat kompleks Jalan Dua Susun (JDS), adalah gaya berpakaian. Sukar dibedakan antara pakaian pria dan wanita, pakaian yang dipakai serba ketat, dan ukuran-ukuran minim, disamping itu, banyaknya remaja-remaja pria yang melubangi telinga, rambut dicat dan lain sebagainya.
Sala satu faktor yang paling dominan menyebabkan hal ini terjadi adalah pengaruh media televise. Banyaknya sinetron-sinetron remaja yang ditayangkan dalam televise dengan style-style baru akan diikuti oleh remaja apalagi jika dalam sinetron tersebut ada toko yang diidolakan akan mempengaruhi gaya hidup, gaya bicara, serta penampilan akan diikuti oleh remaja.

d. Perubahan Sosial
Dinamika msyarakat dicirikan dengan adanya perubahan sosial, oleh karena itu tidak ada suatu masyarakat yang statis. Terjadinya perubahan pada sala satu aspek kehidupan dapat menimbulkan perubahan pada aspek lainnya, baik yang menyangkut material maupun non material, sehingga sering menimbulkan desintegrasi yang diikuti dengan adanya reorganisasi untuk mencapai keseimbangan dalam kehidupan sosial.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada masyarakat dewasa ini merupakan gejala yang normal. Pengaruhnya bisa menjalar dengan cepat kebagian-bagian dunia lain berkat adanya komunikasi modern. Penemuan-penemuan baru dibidang teknologi yang terjadi disuatu tempat dengan cepat dapat diketahui oleh masyarakat lain yang berada jauh dari tempat tersebut.
Perubahan sosial dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Yang termasuk faktor internal yang berasal dari masyarakat itu sendiri, seperti perubahan komposisi penduduk, konflik dan penemuan baru. Sedangkan faktor eksternal yaitu berasal dari luar masyarakat, seperti bencana alam, peperangan, intervensi, dan budaya asing.
Mencermati perubahan sosial yang terjadi dilingkungan masyarakat Jalan Dua Susun (JDS), banyak perubahan sosial yang terjadi berasal dari faktor internal, faktor-faktor internal tersebut diantaranya, perubahan komposisi penduduk kompleks Jalan Dua Susun (JDS), berdekatan dengan kampus UNG, banyaknya mahasiswa yang tinggal diseputaran Jalan Dua Susun (JDS) dari berbagai daerah, secara tidak langsung akan membawa pengaruh terhadap masyarakat asli kompleks Jalan Dua Susun (JDS), pengaruh yang paling dominan adalah gaya bahasa, gaya bahasa yang dimaksud adalah dialek dari daerah lain telah diikuti oleh masyarakat asli kompleks Jalan Dua Susun (JDS), selain itu adat atau kebiasaan. Adat atau kebiasaan merupakan pola-pola perilaku bagi anggota masyarakat didalam memenuhi segala kebutuhan pokoknya. Apabila kemudian ternyata pola-pola perilaku tersebut efektif lagi didalam memenuhi kebutuhan pokok, krisis akan muncul. Sala satu kebiasaan yang terjadi pada masyarakat Jalan Dua Susun (JDS) adalah dalam pemenuhan kebutuhan pokok, cara pemenuhan kebutuhan pokok yang tidak sesuai lagi dengan syariat islam sudah menjalar dimasyarakat Jalan Dua Susun (JDS), ini terlihat dari aktivitas seharian mereka yang berjudi dengan cara menyabung ayam, sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Jalan Dua Susun. Disisi lain konflik sosial antar anggota atau antar kelompok dalam masyarakat sudah terjadi, konflik sosial yang dimaksud oleh penulis adalah perkelahian-perkelahian yang terjadi antar anggota masyarakat yang disebabkan oleh perbedaan individu, serta pengaruh gaya hidup yang sudah terpengaruh dengan gaya hidup modern.
Inilah beberapa perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat kompleks Jalan Dua Susun (JDS).






5. Penutup
a. Kesimpulan
Dari uraian pembahasan diatas penulis menarik kesimpulan sbb:
1. Pada masyarakat JDS, terdapat tiga perbedaan kelas, yaitu kelas tinggi, menengah dan rendah, masing-masing klasifikasi tersebut mempunyai perbedaan dalam konteks pendidikan.
2. Lapisan masyarakat JDS terbagi dalam dua bagian, yaitu lapisan atas dan lapisan bawah. Masing-masing lapisan tersebut mempunyai kedudukan yang berbeda-beda.
3. Pengaruh media televisi sudah mempengaruhi gaya hidup masyarakat, lebih khususnya adalah masyarakat JDS, yang berpengaruh pada cara berpakaian remaja, cara pergaulan baik pria maupun wanita.
4. Akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berakibat pada perubahan sosial masyarakat yang ada dikompleks JDS.

b. Rekomendasi
Untuk mencegah perubahan sosial, gaya hidup yang berdampak negatif pada perkembangan masyarakat, sebaiknya pihak pemerintah baik pemerintah pusat sampai pemerintah daerah berperan aktif untuk mencegah hal ini terjadi. Disamping itu peranan orang tua dalam mendidik anak.

6. Daftar Pustaka
Soekanto Soerjono, 2007, Sosiologi Suatu Pengantar, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tipe-Tipe Kebijakan Publik

Prakarya 2: Budi Daya Kelas 8