PENGARUH PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING DI MEUBEL ILOPONU

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Informasi biaya yang tepat dan akurat dapat membantu perusahaan untuk menentukan harga jual yang sesuai dengan mutu produk tersebut. Dengan menghitung harga pokok produksi, semua biaya-biaya yang dikeluarkan dalam mengolah suatu produk akan lebih jelas terlihat sehingga informasi biaya yang lengkap dapat disajikan. Harga pokok produksi memuat informasi biaya yang diperlukan sebagai dasar penentuan harga jual, yaitu dengan menghitung harga pokok produksi dan menambahkan keuntungan yang diinginkan. Penentuan harga jual dipengaruhi ketelitian dalam menentukan harga pokok produksi, apabila terjadi kesalahan didalam penentuan harga pokok produksi baik dalam pencatatan, penyajian dalam laporan keuangan akan membawa perusahaan kepada situasi yang akan merugikan perusahaan karena perhitungan laba yang diperoleh. Selain harga pokok produksi mempunyai peranan yang penting di dalam penentuan harga jual juga untuk menilai apakah biaya-biaya yang terjadi di dalam suatu produksi telah dilaksanakan secara efisien sesuai dengan output yang dihasilkan dan membantu manajemen di dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan produksi meubel dan penjualan meubel. Serta bagaimana peranannya dalam meningkatkan hasil penjualan tersebut. Rumusan dan Batasan Masalah Mengingat luasnya permasalahan, penulis membatasi ruang lingkupnya mengenai perhitungan harga pokok pesanan dalam menentukan harga jual. Pesanan selama bulan desember 2011 yaitu berupa 10 unit kursi (masing-masing 5 unit model sudut dan kipas). Dengan demikian penulis mencoba untuk menghitung dengan menggunakan metode Full Costing. 1. Bagaimanakah penentuan harga jual yang dilakukan oleh Meubel Iloponu dan adakah perbedaanya dengan menggunakan metode Full Costing? 2. Bagaimanakah pengaruhnya dari penentuan harga jual dengan menggunakan metode Full Costing? Tujuan Penelitian Penulisan laporan ini bertujuan untuk menjawab dari pertanyaan-pertanyaan yang akan penulis kemukakan yaitu: 1. Untuk mengetahui perbedaan penentuan harga jual yang dilakukan oleh Meubel Iloponu dengan metode Full Costing. 2. Untuk mengetahui pengaruh dari penetapan harga jual dengan menggunakan metode Full Costing terhadap penjualan. Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini kita bisa mengetahui bagaimana cara perhitungan harga pokok produksi pesanan yang dilakukan oleh Meubel Iloponu dan kita bisa mengetahui bagaimana pengaruhnya dalam meningkatkan hasil penjualan. BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Harga Jual Menurut Sriyadi (dalam http://www.scribd.com/doc/42360392/11/Penger- tian-Harga-Jual di akses pada tanggal 13/01/2012) harga jual adalah nilai tukar suatu barang atau jasa, yaitu jumlah uang yang pembeli sanggup membayar kepada penjual untuk suatu barang tertentu. Menurut Tjiptono (dalam http://www.scribd.com/doc/42360392/11/Penger- tian-Harga-Jual di akses pada tanggal 13/01/2012) harga jual adalah satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa yang akan berpengaruh langsung terhadap laba perusahaan. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa harga jual adalah jumlah uang yang ditetapkan oleh penjual atas suatu barang atau jasa kepada pembeli agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaaa suatu barang atau jasa . Pengertian Biaya Produksi Mulyadi (2010: 8-9) mengemukan bahwa definisi biaya dibagi atas dua yaitu biaya dalam arti sempit dan biaya dalam arti luas. Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi dan kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Sedangkan pengertian biaya dalam arti sempit adalah sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva. Menurut Charles T. Horngren, dkk (2006: 51) bahwa biaya produk (product cost) adalah jumlah biaya yang dibebankan ke suatu produk untuk tujuan tertentu. Sedangkan menurut Mulyadi (2010: 14) biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Dari beberapa definisi di atas bahwa biaya produksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh suatu produk dan berfungsi sebagai penentu harga jual suatu produk itu sendiri. 2.2.1 Biaya Bahan Baku Biaya bahan baku langsung adalah semua biaya bahan yang membentuk bagian integral dari barang jadi dan yang dapat dimasukkan langsung dalam kalkulasi biaya produk. Contoh bahan baku langsung adalah kayu untuk pembuatan meubel dan tanah liat untuk pembuatan genteng. Pertimbangan utama dalam mengelompokkan bahan ke dalam bahan baku langsung adalah kemudahan penelusuran proses pengubahan bahan tersebut sampai menjadi barang jadi. Sebagai contoh, paku untuk membuat peralatan meubel merupakan bagian dari barang jadi, namun agar perhitungan biaya meubel tersebut bisa dilakukan secara cepat, bahan ini dapat diklasifikasikan sebagai bahan baku tidak langsung. 2.2.2 Biaya Tenaga Kerja Biaya tenaga kerja langsung adalah karyawan atau karyawati yang dikerahkan untuk mengubah bahan langsung menjadi barang jadi. Biaya untuk ini meliputi gaji para karyawan yang dapat dibebankan kepada produk tertentu. 2.2.3 Biaya Overhead Pabrik Mulyadi (2010: 194) mengemukan bahwa biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik disebut juga biaya produk tidak langsung, yaitu kumpulan dari semua biaya untuk membuat suatu produk selain biaya bahan baku langsung dan tidak langsung. Overhead pabrik pada umumnya didefinisikan sebagai bahan tidak langsung, pekerja tidak langsung, dan bahan pabrik lainnya yang tidak secara mudah diidentifikasikan atau dibebankan langsung ke pekerjaan produk atau tujuan akhir biaya. Biaya overhead pabrik terdiri dari biaya overhead pabrik tetap dan biaya overhead pabrik variabel. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu, biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Ada juga yang dinamakan biaya semi variabel adalah biaya yang berubah tak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. 2.3 Penghitungan Harga Pokok Produksi Menurut Charles T. Horngren, dkk (2006: 51) bahwa harga pokok produksi (cost of goods manufactured) adalah biaya barang yang dibeli untuk diproses sampai selesai, baik sebelum maupun selama periode akuntansi berjalan. Di dalam akuntansi biaya yang konvensional komponen-komponen harga pokok produk terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, baik yang bersifat tetap maupun variable. Konsep harga pokok tersebut tidak selalu relevan dengan kebutuhan manajemen. Oleh karena itu timbul konsep lain yang tidak diperhitungkan semua biaya produksi sebagai komponen harga pokok produk. Jadi di dalam akuntansi biaya, dimana perusahaan industri sebagai modal utamanya, terdapat dua metode perhitungan harga pokok yaitu Full/ Absortion/ Conventional Costing dan Variable/ Marginal/ Direct Costing. Perbedaan pokok diantara kedua metode tersebut adalah terletak pada perlakuan terhadap biaya produksi yang bersifat tetap. Adanya perbedaan perlakuan biaya overhead pabrik tersebut akan mempunyai pengaruh terhadap perhitungan harga pokok produk dan penyajian laporan rugi-laba. 2.3.1 Metode Full Costing Mulyadi (2000: 17) mengemukan bahwa full costing merupakan metode penentuan cost produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi kedalam cost produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variable maupun tetap. Full Costing adalah metode penentuan harga pokok produk dengan memasukkan seluruh komponen biaya produksi sebagai unsur harga pokok, yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap. Di dalam metode full costing, biaya overhead pabrik yang bersifat variabel maupun tetap dibebankan kepada produk yang dihasilkan atas dasar tarif yang ditentukan di muka pada kapasitas normal atau atas dasar biaya overhead pabrik sesungguhnya. Oleh karena itu biaya overhead pabrik tetap akan melekat pada harga pokok persediaan produk selesai yang belum dijual, dan baru dianggap sebagai biaya (elemen harga pokok penjualan) apabila produk selesai tersebut tidak dijual. Menurut metode full costing, karena produk yang dihasilkan ternyata menyerap jasa BOP Tetap walaupun tidak secara langsung, maka wajar apabila biaya tadi dimasukkan sebagai komponen pembentuk produk tersebut. BAB III PEMBAHASAN Data dan Profile Objek Penelitian Meubel Iloponu ini berdiri pada tahun 1971, pemilik Bapak Yamin Achmad beralamat di jalan HB. Yasin (dulu benama jalan Agus Salim) Kelurahan Libuo Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Pada awalnya Meubel Iloponu ini mengikuti cara dan proses kerja dari Meubel Rotan Matuari yang juga berada di jalan Agus Salim waktu itu dan menggunakan tenaga kerja dari tempat yang sama. Namun pada tahun 1978 sudah menggunakan tenaga kerja sendiri dan untuk pemasaran sampai keluar daerah (Manado, Palu, dan Kotamobagu), namun pada tahun 2003 Bapak Yamin Achmad mulai sakit-sakitan maka usaha ini dilanjutkan oleh anaknya Chandra Achmad, SH., MH dan hingga kini masih berjalan. Selain memproduksi sendiri dan menjualnya secara langsung, perusahaan juga menerima pesanan dari konsumen. Selama menjalankan usahanya perusahaan tetap berusaha untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan menghasilakan produk yang berkualitas. Informasi Biaya Langsung Pada Meubel Iloponu pembuatan produk kursi atas pesanan yang terjadi selama bulan desember 2011 terdiri dari dua kelompok biaya yaitu biaya produksi dan Non Produksi. Biaya Produksi Langsung 3.2.1.1 Biaya Bahan Baku Berikut ini adalah data biaya bahan baku yang didapat dari hasil analisis di Meubel Iloponu, karena sebelumnya Meubel Iloponu menentukan harga jual berdasarkan pasar, sehingga tidak mengetahui harga jual sebenarnya. Berikut data yang diperoleh langsung dari Meubel Iloponu dan akan dibahas dalam penulisan ini: Rincian Biaya bahan baku untuk kursi model kipas: No Keterangan Satuan Kuantitas Harga (Rp) Jumlah (Rp) 1 Rotan Batang Ujung 25 10.000,- 250.000.- 2 Rotan Ronti Ujung 25 1.500,- 37.500,- 3 Karet Jok Ikat 3 4,000- 12.000,- 4 Spons Hijau Lembar 3 15.000,- 45.000,- 5 Spons Kuning Lembar 3 9.000,- 27.000,- 6 Kain Kursi Meter 4 30.000,- 120.000,- 7 Papan Mal Lembar 1 40.000.- 40.000,- Total Biaya Bahan Baku 531.500,- Rincian Biaya bahan baku untuk kursi model sudut: No Keterangan Satuan Kuantitas Harga (Rp) Jumlah (Rp) 1 Rotan Batang Ujung 30 9.000,- 270.000.- 2 Rotan Ronti Ujung 13 1.500,- 19.500,- 3 Karet Jok Ikat 4 4,000- 16.000,- 4 Spons Hijau Lembar 8 15.000,- 120.000,- 5 Kain Kursi Meter 6 30.000,- 180.000,- 6 Papan Mal Lembar 1 40.000.- 40.000,- Total Biaya Bahan Baku 645.500,- 3.2.1.2 Biaya Tenaga Kerja Pada Meubel Iloponu, tenaga kerja langsung yang bekerja pada bagian produksi atas permintaan pesanan kursi sebanyak 10 unit yang terdiri dari 5 unit kursi model kipas dan 5 unit kursi model sudut. Dimana untuk kursi model kipas dan sudut terbagi menjadi empat yaitu bagian kerangka sebanyak 4 orang, bagian jok 3 orang, bagian ikat 6 orang dan bagian cat 3 orang, sedangkan untuk tenaga kerja tidak langsung sebanyak 3 orang yaitu manejer, bendahara dan bagian pemasaran. Sistem pengupahan bagian produksi didasarkan pada upah perunit, dimana untuk kursi model kipas ini bagian kerangkanya sebesar Rp.50.000,- bagian jok sebesar Rp.60.000,- bagian ikat Rp.50.000,- dan bagian cat Rp.50.000,- Kemudian untuk kursi model sudut, upah untuk bagian kerangka sebesar Rp.75.000,- bagian jok sebesar Rp.75.000,- bagian ikat sebesar Rp.70.000,- dan bagian cat Rp.50.000.- Adapun perhitungan biaya tenaga kerja langsung pada Meubel Iloponu sebagai berikut: Rincian Biaya tenaga kerja untuk kursi model kipas: Keterangan Jumlah Jam Kerja Upah @ (Rp) Total Bagian Jok 3 Orang 100.000,- 300.000,- Bagian Kerangka 4 Orang 62.500,- 250.000,- Bagian Ikat 6 Orang 41.666,- 250.000,- Bagian Cat 3 Orang 83.333,- 250.000,- Total Biaya Tenaga Kerja Untuk 5 Set 1.050.000,- Total Biaya Tenaga Kerja Untuk 1 Set 210.000,- Rincian Biaya tenaga kerja untuk kursi model sudut: Keterangan Jumlah Jam Kerja Upah @ (Rp) Total Bagian Jok 3 Orang 125.000,- 375.000,- Bagian Kerangka 4 Orang 93.750,- 375.000,- Bagian Ikat 6 Orang 58.333,- 350.000,- Bagian Cat 3 Orang 83.333,- 250.000,- Total Biaya Tenaga Kerja Untuk 5 Set 1.350.000,- Total Biaya Tenaga Kerja Untuk 1 Set 270.000,- Biaya Produksi Tidak langsung 3.2.2.1 Biaya Bahan Penolong Berikut ini adalah data dan biaya bahan penolong yang didapat dari Meubel Iloponu yang akan dibahas yaitu: Rincian Biaya bahan penolong untuk kursi model kipas: No Keterangan Satuan Kuantitas Harga (Rp) Jumlah (Rp) 1 Paku 6 dm Kg ¼ 15.000,- 3.750.- 2 Paku 3 dm Kg 1/3 16.000,- 5.300,- 3 Paku 1,5 dm Kg ¼ 70.000,- 17.500,- 4 Minyak Tanah Liter ½ 11.000,- 5.500,- 5 Cat Dasar Kaleng ¼ 60.000,- 15.000,- 6 Cat Finishing Kaleng ¼ 50.000,- 12.500,- Total Biaya Bahan Penolong 59.550,- Rincian Biaya bahan penolong untuk kursi model sudut: No Keterangan Satuan Kuantitas Harga (Rp) Jumlah (Rp) 1 Paku 8 dm Kg ½ 15.000,- 7.500.- 2 Paku 6 dm Kg 1 15.000,- 15.000,- 3 Paku 3 dm Kg 1 16.000,- 16.000,- 4 Paku 1,5 dm Kg ¼ 70.000,- 17.500,- 5 Minyak Tanah Liter ½ 11.000,- 5.500,- 6 Cat Dasar Kaleng ¼ 60.000,- 15.000,- 7 Cat Finishing Kaleng ¼ 50.000,- 12.500,- Total Biaya Bahan Penolong 89.000,- 3.2.2.1 Biaya Ovrhead Pabrik Biaya Overhead Pabrik dialokasikan kepada produk dengan menggunakan tarif kerja yang sudah ditentukan yaitu volume produksi. Berikut adalah rincian Biaya Overhead Pabrik, dimana untuk biaya depresiasi menggunakan metode garis lurus yang dibebankan untuk bulan desember 2011: Rincian Biaya overhead pabrik untuk kursi model kipas: No Keterangan Jumlah (Rp) 1 Biaya bahan penolong 59.550,- 2 Biaya alat-alat 10.000,- 3 Biaya Dep. Kompor Bakar 3 Unit 9.000,- 4 Biaya Dep. Bor Listrik 2 Unit 19.000,- 5 Biaya Dep. Palu 7 Unit 2.100,- 6 Biaya Dep. Gergaji Rotan 7 Unit 2.800,- 7 Biaya Dep. Gunting Rotan 13 Unit 4.550,- 8 Biaya Dep. Kakaktua 7 Unit 2.100,- 9 Biaya Dep. Parang 7 Unit 3.850,- 10 Biaya Dep. Meter Pengukur 200,- 11 Biaya Dep. Bangunan 312.500,- Total Tarif Biaya Overhead Pabrik 425.650,- Rincian Biaya overhead pabrik untuk kursi model sudut: No Keterangan Jumlah (Rp) 1 Biaya bahan penolong 89.000,- 2 Biaya alat-alat 10.000,- 3 Biaya Dep. Kompor Bakar 3 Unit 9.000,- 4 Biaya Dep. Bor Listrik 2 Unit 19.000,- 5 Biaya Dep. Palu 7 Unit 2.100,- 6 Biaya Dep. Gergaji Rotan 7 Unit 2.800,- 7 Biaya Dep. Gunting Rotan 13 Unit 4.550,- 8 Biaya Dep. Kakaktua 7 Unit 2.100,- 9 Biaya Dep. Parang 7 Unit 3.850,- 10 Biaya Dep. Meter Pengukur 200,- 11 Biaya Dep. Bangunan 312.500,- Total Tarif Biaya Overhead Pabrik 455.100,- Tarif BOP untuk Kursi Model Kipas = (Rp.425.650,-)/(5 Unit) =Rp.85.130,- Tarif BOP untuk Kursi Model Sudut = (Rp.455.100,-)/(5 Unit) =Rp.91.020,- Keterangan: Biaya bahan penolong Rp.59.550,- Biaya alat-alat Rp.10.000,- Biaya depresiasi kompor bakar: Harga perolehan: Rp.275.000,- Umur ekonomis: 8 tahun Depresiasi pertahun: (Rp.275.000,-)/8 = Rp.34.375,- Depresiasi perbulan: (Rp.34.375,-)/12 = Rp.3.000,- @ 3 unit Biaya depresiasi bor listrik: Harga perolehan: Rp.450.000,- Umur ekonomis: 4 tahun Depresiasi pertahun: (Rp.450.000,-)/4 = Rp.112.500,- Depresiasi perbulan: (Rp.112.500,-)/12 = Rp.9.500,- @ 2 unit Biaya depresiasi palu: Harga perolehan: Rp.25.000,- Umur ekonomis: 8 tahun Depresiasi pertahun: (Rp.25.000,-)/8 = Rp.3.125,- Depresiasi perbulan: (Rp.3.125,-)/12 = Rp.300,- @ 7 unit Biaya depresiasi gergaji rotan: Harga perolehan: Rp.35.000,- Umur ekonomis: 8 tahun Depresiasi pertahun: (Rp.35.000,-)/8 = Rp.4.375,- Depresiasi perbulan: (Rp.4.375,-)/12 = Rp.400,- @ 7 unit Biaya depresiasi gunting rotan: Harga perolehan: Rp.30.000,- Umur ekonomis: 8 tahun Depresiasi pertahun: (Rp.30.000,-)/8 = Rp.3.750,- Depresiasi perbulan: (Rp.3.750,-)/12 = Rp.350,- @ 13 unit Biaya depresiasi kakaktua: Harga perolehan: Rp.20.000,- Umur ekonomis: 8 tahun Depresiasi pertahun: (Rp.20.000,-)/8 = Rp.2.500,- Depresiasi perbulan: (Rp.2.500,-)/12 = Rp.300,- @ 7 unit Biaya depresiasi parang: Harga perolehan: Rp.50.000,- Umur ekonomis: 8 tahun Depresiasi pertahun: (Rp.50.000,-)/8 = Rp.6.250,- Depresiasi perbulan: (Rp.6.250,-)/12 = Rp.550,- @ 7 unit Biaya depresiasi meter pengukur: Harga perolehan: Rp.15.000,- Umur ekonomis: 8 tahun Depresiasi pertahun: (Rp.15.000,-)/8 = Rp.1.875,- Depresiasi perbulan: (Rp.1.875,-)/12 = Rp.200,- Biaya depresiasi bangunan: Harga perolehan: Rp.75.000.000,- Umur ekonomis: 20 tahun Depresiasi pertahun: (Rp.75.000.000,-)/20 = Rp.3.750.000,- Depresiasi perbulan: (Rp.3.750.000,-)/12 = Rp.312.500,- Informasi Biaya Non Produksi Informasi untuk biaya non produksi pada Meubel Iloponu yaitu sebagai berikut: Keterangan Jumlah (Rp) Biaya Gaji Manejer 750.000,- Biaya Gaji Bagian Administrasi 500.000,- Biaya Gaji Bagian Pemasaran 250.000,- Jumlah 1.500.000,- Perhitungan dengan menggunakan Metode Full Costing 3.4.1 Perhitungan Harga Pokok Produksi Kursi Model Kipas Biaya Produksi : BBB Rp.531.500,- @ 5 unit Rp.2.657.500.- BTK Rp.210.000,- @ 5 unit Rp.1.050.000,- BOP Rp. 85.130,- @ 5 unit Rp. 425.650,- Total biaya Produksi Rp.4.133.150,- Biaya Non Produksi Rp.1.500.000,- Total Harga Pokok Produk Rp.5.633.150,- Dengan demikian harga pokok produk kursi model kipas adalah : Harga Pokok Produk Per Unit = (Rp.5.633.150.-)/5 = Rp 1.126.630.-/unit Kursi Model Sudut Biaya Produksi: BBB Rp.645.500,- @ 5 unit Rp.3.227.500.- BTK Rp.270.000,- @ 5 unit Rp.1.350.000,- BOP Rp. 91.020,- @ 5 unit Rp. 455.100,- Total biaya Produksi Rp.5.032.600,- Biaya Non Produksi Rp.1.500.000,- Total Harga Pokok Produk Rp.6.532.600,- Dengan demikian harga pokok produk kursi model sudut adalah : Harga Pokok Produk Per Unit = (Rp.6.532.600.-)/5 = Rp 1.306.520.-/unit 3.4.2 Perhitungan Harga Jual Yang Akan Dibebankan Pada Pemesan Dalam menentukan harga jual Meubel Iloponu menginginkan keuntungan sebesar 10% dari biaya Produksi yang dikeluarkan: Kursi Model Kipas Perhitungan Harga Jual adalah sebagai berikut: Harga Pokok Produk Rp.5.633.150,- Laba Yang diharapkan 10% Rp. 563.315,- Harga Jual Yang dibebankan kepada pemesan Rp.6.196.465,- Harga Jual Per Unit (Rp.6.196.465,-)/5 = Rp.1.239.293,- Kursi Model Sudut Perhitungan Harga Jual adalah sebagai berikut: Harga Pokok Produk Rp.6.532.600,- Laba Yang diharapkan 10% Rp. 653.260,- Harga Jual Yang dibebankan kepada pemesan Rp.7.185.860,- Harga Jual Per Unit (Rp.7.185.860,-)/5 = Rp.1.437.172,- 3.4.3 Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Setelah melakukan perhitungan harga terhadap harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing, maka kita dapat melihat perbedaan dari penentuan harga jual yang dihitung oleh penulis. Harga jual yang ditetapkan oleh Meubel Iloponu hanya dengan menggunakan standar pasar. Dalam artian apabila harga pasar meningkat maka perusahaan akan ikut menaikkan harga, namun apabila harga pasar turun maka perusahaan juga ikut menurunkan harga. Akibat dari penentuan harga tersebut perusahaan tidak mengetahui keadaan perusahaan sebenarnya apakah perusahaan dalam keadaan untung atau malah sebaliknya dalam keadaan merugi. Menurut penulis cara penetapan harga jual seperti ini kurang tepat karena dianggap kurang baik untuk kelangsungan perusahaan. Sedangkan dengan metode Full Costing biaya overhead pabrik dibebankan yang disertai dengan biaya-biaya penyusutan dan berdasarkan tarif BOP yang ditetapkan berdasarkan unit yang diproduksi dalam hubungannya dengan produk kursi. Maka harga pokok produksinya pun lebih tepat/ riil, sehingga harga jual yang di bebankan kepada pemesan lebih tepat. Selisih harga jual antara perhitungan menurut perusahaan dengan menurut metode full costing adalah: Kursi model kipas: Rp.1.000.000 – Rp.1.239.293 = Rp.239.293,- Kursi model sudut: Rp.1.500.000 – Rp.1.437.172 = Rp. 62.828,- Adanya selisih yang terjadi dapat mempengaruhi keuntungan yang diperoleh perusahaan, jika kuantitas produk yang diproduksi semakin besar bukan tidak mungkin perusahaan akan mengalami kerugian. BAB IV PENUTUP Kesimpulan Kesalahan dalam perhitungan harga pokok produk dapat mengakibatkan penentuan harga jual pada suatu perusahaan menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah. Oleh karena perhitungan harga pokok produk pun menjadi satu hal penting untuk dilakukan bagi setiap perusahaan. Salah satu unit usaha dari Meubel Iloponu yang terletak di jalan HB. Yasin, Kelurahan Libuo, Kecamatan Dungingi, Kota Gorontalo setelah dilakukan penelitian sederhana berkenaan dengan perhitungan harga pokok produk dengan metode full costing, telah diketahui bahwa selisih harga jual antara perhitungan menurut perusahaan dengan menurut metode full costing adalah: Kursi model kipas: Rp.1.000.000 – Rp.1.239.293 = Rp.239.293,- Kursi model sudut: Rp.1.500.000 – Rp.1.437.172 = Rp. 62.828,- Dengan selisih penjualan diatas dapat diketahui bahwa pada kursi model sudut perusahaan masih mendapatkan keuntungan sedangkan pada kursi model kipas perusahaan mengalami kerugian. Saran Dilihat dari penelitian ini, kami menyarankan agar seharusnya Meubel Iloponu dalam menetapkan harga jual lebih memperhitungkan dengan cermat harga pokok produksi yang sebenarnya dimana harga pokok produksi ini memuat informasi biaya yang diperlukan sebagai dasar penentuan harga jual itu sendiri, yaitu dengan menghitung harga pokok produksi dan menambahkan keuntungan yang diinginkan sehingga dapat di ketahui keadaan perusahaan yang sebenarnya. DAFTAR PUSTAKA Mulyadi. 2010. Akuntansi Biaya. Edisi ke 5. Yogyakarta: UPP Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Horngren, T. Charles, dkk. 2006. Akuntansi Biaya Jilid 1. Edisi ke 12. Jakarta: Erlangga. Sumber Pustaka dari Internet (dalam http://www.scribd.com/doc/42360392/11/ Penger-tian-Harga-Jual di akses pada tanggal 13/01/2012). LAMPIRAN

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tipe-Tipe Kebijakan Publik

Multimedia Modul F KP 2: Sinematografi